Sabtu, 07 Mei 2016

Ulasan Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu



Identitas             : Novel
Judul                  : Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
Resensi              : Perjalanan Hidup Ray
Penulis               : Tere Liye
Penerbit             : Republika
Kota Terbit        : Jl.Pejaten Raya No.40 Jati Padang
Tahun Terbit       : 6 Januari 2009
Tebal Halaman   : iv + 426 halaman
Tempat Terbit     :  Jakarta Selatan
Desain Cover     : Eja Creative14
  
Perjalanan Hidup Ray
    Perjalanan Hidup Ray merupakan hasil resensi dari novel Rembulan Tenggelam Di wajahmu karya Tere-Liye.Novel ini menceritakan kisah hidup Ray untuk mencari makna hidup dan kehidupannya.Ray merupakan tokoh utama dalam kisah ini yang ternyata memiliki kecamuk pertanyaan sendiri.
    Cerita ini menceritakan Ray yang berumur 60 tahun itu, sudah berminggu-minggu tidak sadarkan diri, lalu terbangun bersama seseorang dengan muka yang menyenangkan di Terminal Kota. Orang yang berwajah menyenangkan itu tiba-tiba datang dan membawa  ke masa lalu Ray dulu. Orang yang berwajah menyenangkan itu membawa Ray ke masa lalunya dengan suatu tujuan. Masa kecil Ray dihabiskan di panti asuhan.Ray dibesarkan di panti asuhan selama 16 tahun.Disana dia merasa mendapat perlakuan yang tidak nyaman dari penjaga panti yang sok suci. Ray pun kabur dari Panti dan tinggal dijalanan.
    Pada bab-bab berikutnya,cerita ini menceritakan tentang kehidupan ray setelah pergi dari panti.Setelah pergi daari panti, Ray bertemu dengan Diar, teman di pantinya dulu. Ray mencuri uang penghasilan salah satu supir bus, dan Ray pun berhasil kabur. Karenanya Diar lah yang tertuduh telah mencuri uang supir bus itu. Dengan kejam pun suppir bus mengeroyoki Diar sampai babak belur. Hal itu tidak diketahui Ray karena ia sudah berhasil kabur dan tidak mempedulikan temannya. Lalu Ray mulai berjudi di salah satu Bandar Judi di kotanya. Karena keberuntunga dalam berjudi dan membuat Bandar Judi menjadi  bangkrut, Ray dikeroyoki dan ditusuk dibeberapa bagian di tubuhnya dan hidup ray menjadi sengsara.
    Di bagian tengah cerita,Ray hidup di rumah singgah.Ray sangat menyayangi anak-anak di rumah singgah. Lalu salah satu penghuni Rumah Singgah yaitu Natan, dikeroyok dan menjadi lumpuh akibat ulah para preman. Padahal Natan sudah sedikit lagi berhasil mencapai impiannya menjadi penyanyi. Ray yang dendam pun membalas para preman, dan kemudia pergi dari Rumah Singgah. Lalu orang yang berwajah menyenangkan itu pun menjelaskan dibalik kelumpuhan Natan, bahwa jika Natan tidak menjadi lumpuh maka Natan pun sebenarnya akan tetap gagal menjadi penyanyi. Tetapi sekarang Natan dengan kelumpuhannya itu pun berhasil sukses dengan jalannya sendiri.
    Pada akhir cerita,Ray mengakhiri kehidupannya dengan berumah tangga dengan seorang perempuan yang bernama Fitri di kota asalnya.Kebiasaan Ray yang tidak pernah berubah adalah melihat rembulan.Namun,istri Ray meninggal dunia. Ray kini menjadi salah satu pemilik kongsi bisnis imperium yang menggurita. Ia sudah sukses dan kaya. Namun hidupnya masih dan tetap terasa hampa. Orang yang berwajah menyenangkan itu pun menjelaskan semua apa yang tidak Ray k etahui dalam idupnya. Bahwa hidup itu seperti sebab-akibat yang selalu berhubungan. Ray pun akhirnya mengetahui. 
    Kelebihan novel ini adalah bisa membuka mata hati dan pikiran kita untuk selalu bersyukur,ikhlas dan untuk tidak menjadi seorang yang pendendam.Novel ini disajikan dengan kata-kata mutiara khas Tere-Liye.Penokohan novel ini sangat kuat,tetapi  novel ini memiliki kata-kata dan isi yang membosankan dan terkadang sulit untuk dimengerti pada awal cerita.
    Tokoh-tokoh dalam novel ini memiliki karakter yang berbeda-beda.Tokoh utama dalam novel ini sering muncul di setiap babnya.Tetapi ada banyak tokoh yang hanyak sebentar muncul di dalam novel ini.
    Dengan mengesampikan beberapa kekurangan,novel ini benar-benar buku yang bisa merubah sikap seseorang ke yang lebih baik.Novel ini member motivasi dan bisa membuka mata hati untuk ikhlas dan selalu bersyukur.Novel ini merupakan salah satunya best seller dari Tere-Liye.




     Unsur intrinsik:
Tema                 : Rahasia di sebuah kehidupan Ray
Latar                  : Di Panti Asuhan,Rumah Sakit,Rumah Singgah,Rumah,Terminal,Pantai
Waktu                : Malam hari,pagi hari,siang hari,sore hari
Tokoh                 : Ray,Penjaga Panti,Diar,Plee,Fitri
Alur                    : Di Awal cerita Mundur dan diakhri ceita Campuran
Amanat               : Kita harus selalu mensyukuri apa yang telah kita dapat,karena sesungguhnya kita lebih
                              Beruntung. 
Sudut Pandang    : Orang ketiga
Suasana              : Ramai,sepi,ketakutan,sedih   
Karakter             :      Ray                  = Nekat,Pendendam
                                  Penjaga Panti   = Kejam
                                  Diar                  = Peduli
                                        Fitri                  = baik hati,penyayang,tulus
                                        Plee                 = Nekat,peduli
                                        JO                   = setia     
Unsur Ekstrinsik:

  • Penyajian
                  Penyajian novel ''Rembulan Tenggelam Di Wajahmu''menggunakan kalimat-kalimat mutiara dari pengarangnya.
  •  Gaya  
               Gaya novel ini adalah modern karena menggunakan tulisan yang timbul dan penggunakaan kertas yang tersusun rapih.
  • Isi Novel
               Isi novel ini tentang perjalanan hidup untuk mengerti makna hidup dan kehidupannya yang bisa merubah sikap seseorang.
  • Unsur Keagamaan:
                Seseorang yang tadinya hidup di panti tetapi mendapat perlakuan yang kurang ia berubah menjadi pencuri tetapi di akhir cerita ia bertaubat.
  • Unsur Kebudayaan:
                 Ada beberapa kejadian yang mendidik bagi pembacanya,tetapi di akhir cerita memiliki kata-kata motivasi.
  • Unsur Perilaku:
                 Tokoh memiliki perilaku dan sifat yang berbeda-beda.      

Jumat, 06 Mei 2016

Ulasan Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu



Identitas             : Novel
Judul                  : Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
Resensi              : Perjalanan Hidup Ray
Penulis               : Tere Liye
Penerbit             : Republika
Kota Terbit        : Jl.Pejaten Raya No.40 Jati Padang
Tahun Terbit       : 6 Januari 2009
Tebal Halaman   : iv + 426 halaman
Tempat Terbit     :  Jakarta Selatan
Desain Cover     : Eja Creative14
 


Perjalanan Hidup Ray
    Perjalanan Hidup Ray merupakan hasil resensi dari novel Rembulan Tenggelam Di wajahmu karya Tere-Liye.Novel ini menceritakan kisah hidup Ray untuk mencari makna hidup dan kehidupannya.Ray merupakan tokoh utama dalam kisah ini yang ternyata memiliki kecamuk pertanyaan sendiri.
    Cerita ini menceritakan Ray yang berumur 60 tahun itu, sudah berminggu-minggu tidak sadarkan diri, lalu terbangun bersama seseorang dengan muka yang menyenangkan di Terminal Kota. Orang yang berwajah menyenangkan itu tiba-tiba datang dan membawa  ke masa lalu Ray dulu. Orang yang berwajah menyenangkan itu membawa Ray ke masa lalunya dengan suatu tujuan. Masa kecil Ray dihabiskan di panti asuhan.Ray dibesarkan di panti asuhan selama 16 tahun.Disana dia merasa mendapat perlakuan yang tidak nyaman dari penjaga panti yang sok suci. Ray pun kabur dari Panti dan tinggal dijalanan.
    Pada bab-bab berikutnya,cerita ini menceritakan tentang kehidupan ray setelah pergi dari panti.Setelah pergi daari panti, Ray bertemu dengan Diar, teman di pantinya dulu. Ray mencuri uang penghasilan salah satu supir bus, dan Ray pun berhasil kabur. Karenanya Diar lah yang tertuduh telah mencuri uang supir bus itu. Dengan kejam pun suppir bus mengeroyoki Diar sampai babak belur. Hal itu tidak diketahui Ray karena ia sudah berhasil kabur dan tidak mempedulikan temannya. Lalu Ray mulai berjudi di salah satu Bandar Judi di kotanya. Karena keberuntunga dalam berjudi dan membuat Bandar Judi menjadi  bangkrut, Ray dikeroyoki dan ditusuk dibeberapa bagian di tubuhnya dan hidup ray menjadi sengsara.
    Di bagian tengah cerita,Ray hidup di rumah singgah.Ray sangat menyayangi anak-anak di rumah singgah. Lalu salah satu penghuni Rumah Singgah yaitu Natan, dikeroyok dan menjadi lumpuh akibat ulah para preman. Padahal Natan sudah sedikit lagi berhasil mencapai impiannya menjadi penyanyi. Ray yang dendam pun membalas para preman, dan kemudia pergi dari Rumah Singgah. Lalu orang yang berwajah menyenangkan itu pun menjelaskan dibalik kelumpuhan Natan, bahwa jika Natan tidak menjadi lumpuh maka Natan pun sebenarnya akan tetap gagal menjadi penyanyi. Tetapi sekarang Natan dengan kelumpuhannya itu pun berhasil sukses dengan jalannya sendiri.
    Pada akhir cerita,Ray mengakhiri kehidupannya dengan berumah tangga dengan seorang perempuan yang bernama Fitri di kota asalnya.Kebiasaan Ray yang tidak pernah berubah adalah melihat rembulan.Namun,istri Ray meninggal dunia. Ray kini menjadi salah satu pemilik kongsi bisnis imperium yang menggurita. Ia sudah sukses dan kaya. Namun hidupnya masih dan tetap terasa hampa. Orang yang berwajah menyenangkan itu pun menjelaskan semua apa yang tidak Ray k etahui dalam idupnya. Bahwa hidup itu seperti sebab-akibat yang selalu berhubungan. Ray pun akhirnya mengetahui. 
    Kelebihan novel ini adalah bisa membuka mata hati dan pikiran kita untuk selalu bersyukur,ikhlas dan untuk tidak menjadi seorang yang pendendam.Novel ini disajikan dengan kata-kata mutiara khas Tere-Liye.Penokohan novel ini sangat kuat,tetapi  novel ini memiliki kata-kata dan isi yang membosankan dan terkadang sulit untuk dimengerti pada awal cerita.
    Tokoh-tokoh dalam novel ini memiliki karakter yang berbeda-beda.Tokoh utama dalam novel ini sering muncul di setiap babnya.Tetapi ada banyak tokoh yang hanyak sebentar muncul di dalam novel ini.
    Dengan mengesampikan beberapa kekurangan,novel ini benar-benar buku yang bisa merubah sikap seseorang ke yang lebih baik.Novel ini member motivasi dan bisa membuka mata hati untuk ikhlas dan selalu bersyukur.Novel ini merupakan salah satunya best seller dari Tere-Liye.




     Unsur intrinsik:
Tema                 : Rahasia di sebuah kehidupan Ray
Latar                  : Di Panti Asuhan,Rumah Sakit,Rumah Singgah,Rumah,Terminal,Pantai
Waktu                : Malam hari,pagi hari,siang hari,sore hari
Tokoh                 : Ray,Penjaga Panti,Diar,Plee,Fitri
Alur                    : Di Awal cerita Mundur dan diakhri ceita Campuran
Amanat               : Kita harus selalu mensyukuri apa yang telah kita dapat,karena sesungguhnya kita lebih
                              Beruntung. 
Sudut Pandang    : Orang ketiga
Suasana              : Ramai,sepi,ketakutan,sedih   
Karakter             :      Ray                  = Nekat,Pendendam
                                  Penjaga Panti   = Kejam
                                  Diar                  = Peduli
                                        Fitri                  = baik hati,penyayang,tulus
                                        Plee                 = Nekat,peduli
                                        JO                   = setia     


Unsur Ekstrinsik:

  • Penyajian
                  Penyajian novel ''Rembulan Tenggelam Di Wajahmu''menggunakan kalimat-kalimat mutiara dari pengarangnya.
  •  Gaya  
               Gaya novel ini adalah modern karena menggunakan tulisan yang timbul dan penggunakaan kertas yang tersusun rapih.
  • Isi Novel
               Isi novel ini tentang perjalanan hidup untuk mengerti makna hidup dan kehidupannya yang bisa merubah sikap seseorang.
  • Unsur Keagamaan:
                Seseorang yang tadinya hidup di panti tetapi mendapat perlakuan yang kurang ia berubah menjadi pencuri tetapi di akhir cerita ia bertaubat.
  • Unsur Kebudayaan:
                 Ada beberapa kejadian yang mendidik bagi pembacanya,tetapi di akhir cerita memiliki kata-kata motivasi.
  • Unsur Perilaku:
                 Tokoh memiliki perilaku dan sifat yang berbeda-beda.      

Sabtu, 09 April 2016

Cerpen pengembangan dari puisi Teman bagai bintang



Teman Bagai Bintang
         
     Dikisahkan pada suatu hari saya masuk ke SD Negeri  1 Pawindan.Saya bernama Rafi Yanuar.Saya disana begitu bahagia.Setelah beberapa tahun,akhirnya saya berada di kelas 6.Tak terasa waktu berjalan begitu cepat.Selama itu,saya sudah mempunyai sahabat yang bernama Adi Nugraha.
    Aku sangat bangga punya sahabat seperti dia,karena dia selalu menemaniku disaat suka maupun duka.Tetapi pada suatu hari,Aku harus berpisah karena waktu yang memisahkan kita.Aku dan Adi melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi setelah sd,tetapi Aku dan Adi berbeda sekolahannya.Meski Aku tidak bertatapan muka,tetapi  persahabatan Aku dan Adi melekat di hati.
      Di pagi hari Aku melirik sebuah foto yang tergantung rapi di samping jendela kamarku.Itu adalah foto terakhirku dengan teman-teman di sdku.Tampak kegembiraan dan kebahagiaan saat itu,membuat semuanya lupa akan masalah-masalahyang akan datang.Tak terhitug suka dan duka yang telah kami lalui.Meski ada pertengkaran kecil yang sering kali terjadi akibat perselisihpahaman,Aku dan kawan-kawan selalu dapat melerainya dengan tawa dan candaan.
     Aku teringat saat perpisahan,disaat kawan-kawan merangkulku masih terpasang senyum menghiasi wajahnya.Aku kembali menarik sudut bibirku,berusaha tersenyum.Itu adalah senyuman yang terakhir ku lihat dari kawan-kawanku.
     Pada saat akhir acara,Aku dan kawan-kawan semua berdiri,kemudian kami menyanyikan hymne guru.Disaat inilahaku teringat semua teman-temanku menangis.Lalu aku bersalaman dengan Adi.
       Aku berpisah begitujauh dengan sahabatku.Aku hanya bisa mengenang kenangan indah yang pernah terjadi.Aku berpisah dengannya untuk meraih cita-citaku.Aku harus terus bermimpi untuk meraih cita-citaku walau tidak ada Adi lagi.
         Aku kembali melihat foto dikamarku,apakah kawan-kawanku sudah lupa denganku,tetapi Aku disini akan mengingat kalian semua.Aku yakin suatu saat nanti pasti Aku akan bertemu lagi dengan mereka.Pagi ke malam hari tak pernah terlintas di hati.Aku sangat merindukan mereka.Aku sudah tidak bisa menggapai merekea karena takdir membekukan nyata.Kenyataan bahwa Aku dan mereka tidak akan bersama hanya bisa menatapmu jauh.
           Aku berpisah dengan Adi begitu jauh,terhalang jarak dan jutaan jengkal jarak,tiada bisa kulihat selain rindu yang tebal,Kau jauh bagai bintang.Aku tak peduli seberap jauh jarak yang memisahkannya,Aku hanya bisa saling memanggil dengan rindu,mendoa dalam diam. 
            Jika memang Adi terlahir sebagai sahabatku bawalah hatiku dan lekas kembali,ku nikmati rindu yang datang membunuhku untukmu,seluruh nafasku.